Disaat pilihan itu tiba...

Terkadang kita menginginkan sesuatu yang sangat jauh dari kehidupan yang ada didepan mata. Mungkin karna kita tidak atau mungkin belum bisa menerima perbedaan sekitar yang membuat ketidaknyamanan. Sebagian orang berpendapat, hidup itu tantangan, gak selamanya mulus-mulus aja. Tapi apa mereka pernah berpikir ketidakmulusan hidup tetap menyakitkan biarpun kita tetap berusaha tersenyum di tengah ramainya orang yang tak diharapkan. Tetap berpura-pura bahagia sampai-sampai mungkin tak mengerti lagi arti bahagia. Sering terdengar bahwa, "Bahagia itu Sederhana". Tapi arti dari sederhana itupun berbeda pemikirannya. Ada yang bilang, bahagia adalah tetap tersenyum dan tegar meskipun keadaan sekitar tidak mendukung bahkan menertawakannya. Ada pula yang berpendapat, bahagia adalah ketika melihat orang lain, mungkin orang yang kita sayang, atau siapalah itu, bahagia. Jika iya, lalu, dimana letak peduli terhadap diri kita yang berteriak akan ketidakpuasan atau bahkan tidak lagi kuasa. Menurutku, bahagia itu sederhana. Jika kita bisa bahagia dengan tertawa lepas oleh kita sendiri dan tidak menginginkan atau merindukan perubahan & perbedaan apapun disekitar kita. Namun, sangat jarang menemukannya. Bahkan, bukan sedikit yang lupa rasanya tertawa lepas oleh dirinya sendiri.Terkadang pula, kita dihadapkan dengan pilihan yang terlalu beratkan benak ini. Seperti....Terkadang kita menginginkan sesuatu yang dapat merubah ketidaknyamanan sekitar dengan semua yang membahagiakan dan berpihak ke kita. Atau tetap berusaha keluar dari apa yang mereka sebut tantangan hidup tersebut. Tapi terlalu sulit atau bahkan tidak lagi berharapan. Sampai akhirnya memilih untuk tetap tinggal dengan ketegaran yang hampir habis tak berdaya. Mencoba lupakan impian yang mungkin hanya mimpi. Dan berbaik hati membiarkan mereka tersenyum karna kita, walau hati terlalu sulit untuk digambarkan. Sampai ke titik ikhlas yang memang tulus tuk lupakan impian maya yang tak ada bintangnya. Mencoba nikmati tanpa sedikitpun memerdullikan hati. Membuat mereka dan keadaan tunduk sampai akhirnya semuapun luluh. Yang tak dimengerti, mengapa angin juga membawaku tepat dihadapan impian yang dulunya mimpi maya yang sudah benar-benar kulupakan. Kini ku dihadapkan dengan pilihan yang semakin beratkan benak itu. Munafik jika ku tidak menyayangi dan sangat menyukai apa yang ada disekitarku yang sedang jadikan dan manjakan ku selayaknya putri raja. Dan bohong jika ku tidak memperdulikan impian itu lagi. Yang sudah sangat sedia untuk ditempati dan seolah tak membiarkanku untuk tetap tinggal di sesuatu yang pernah menyiksaku tanpa tau betapa berartinya sesuatu itu sekarang...